Cerita Ande Ande Lumut

Posted on

Cerita Ande Ande Lumut – Halo teman-teman semua berjumpa lagi dengan fatasama.

Kali ini fatasama akan menulis tentang dongeng cerita rakyat Indonesia yang berjudul Ande-ande Lumut.

Cerita dongeng rakyat Ande Ande Lumut yang satu ini juga sudah banyak di adaptasi menjadi karya film animasi maupun di tulis di dalam buku cerita rakyat Indonesia.

Dengan begitu cerita Ande Ande Lumut ini termasuk salah satu cerita rakyat yang cukup populer di Indonesia.

Baiklah mari langsung saja kita simak cerita Ande Ande Lumut berikut ini.

Contents

Ande Ande Lumut

Pada zaman dahulu kala di sebuah wilayah di Pulau Jawa ada dua kerajaan kembar, Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala. Kedua kerajaan tersebut berada di suatu daerah bernama Kahuripan.

Untuk menghindari perang saudara raja sebelumnya mewasiatkan agar kedua kerajaan tersebut harus kembali di satukan.

Lewat perkawinan antara putra mahkota dan putri raja dari kedua kerajaan tersebut.

Putra mahkota bernama Panji Asmarabangun dengan Dewi Sekartaji putri raja dari kerajaan satunya.

Suatu ketika Kerajaan Jenggala diserang oleh musuh secara tiba-tiba.

Kala pertempuran sedang sengit-sengitnya, Dewi Sekartaji terpisah dengan rombongan kerajaan yang pergi ke luar daerah Kerajaan Jenggala untuk mengungsi.

Untuk menjaga keselamatannya ia menyamar menjadi seorang gadis kampung biasa di sebuah perkampungan yang cukup aman.

Disana ia mengabdi pada seorang janda kaya raya bernama Nyai Intan. Wanita kaya raya ini memiliki tiga orang anak perempuan.

Kleting Abang adalah anak pertama, Kleting Ijo kedua, dan Kleting Biru adalah anak bungsu. Dewi Sekartaji yang mengabdi di angkat menjadi anak dan di beri nama Kleting Kuning.

Namun meskipun ia tinggal dan di angkat menjadi anak oleh Nyai Intan, Dewi Sekartaji atau Kleting Kuning sering di perlakukan bak pembantu.

Meskipun di perlakukan demikian Kleting Kuning tidak pernah merasa sakit hati atau dendam. Dia biasa saja.

Semua pekerjaan rumah mulai dari memasak, mencuci baju sampai bersih-bersih rumah semua di bebankan kepada Kleting Kuning.

Kekejamannya tidak cukup sampai di situ. Bahkan untuk makan saja terkadang hanya di berikan sekali sehari. Duh kejam banget sih!

Pencarian Dewi Sekartaji

Sementara itu di sisi lain Kerajaan Jenggala bisa memukul mundur pasukan musuh. Di sisi lain Panji Asmarabangun juga sangat khawatir dengan keberadaan istrinya. Dewi Sekartaji.

Setelah keadaan aman Panji  Asmarabangun segera bergegas mencari keberadaan istrinya, Dewi Sekartaji.

Panji Asmarabangun segera memerintahkan pasukannya untuk mencari keberadaan istrinya.

Beberapa hari kemudian ada seorang pengawal yang melaporkan posisi keberadaan Dewi Sekartaji.

“Lapor Pangeran, keberadaan Dewi Sekartaji sudah ditemukan!” lapor seorang pengawal.

“Benarkah kalian sudah menemukan Dewi Sekartaji?”

“Menurut informasi yang kami kumpulkan ada seorang wanita yang mirip sekali dengan istri paduka.” Ucap pengawal itu lagi.

“Namun kami hanya bisa mengira-ngira saja. Kami belum yakin sebenarnya. Karena wanita itu adalah gadis desa yang bekerja di sebuah rumah seorang janda kaya.” Jelas pengawal itu lagi.

“Hmm, begitu ya, baiklah pengawal, terimakasih atas laporannya.” Panji Asmarabangun tersenyum.

“Aku memiliki sebuah rencana bagus untuk mendapatkan istriku kembali!” ujar Panji Asmarabangun di dalam istana.

Panji Asmarabangun memutuskan untuk mengadakan sayembara mencari jodoh.

Keesokan harinya pengawal kerajaan mengumumkan sayembara Panji Asmarabangun sedang mencari jodoh.

Dia mengadakan sayembara sebagai pangeran yang ingin mencari jodoh. Ia menggunakan nama Ande Aande Lumut.

Dalam waktu singkat sayembara itu tersebar hingga ke plosok desa tempat Dewi Sekartaji berada.

Panji Asmarabangun bersama rombongan kecil berangkat ke sebuah desa di sebelah Dewi Sekartaji berada.

Sesampainya di sana Panji Asmarabangun memerintahkan pengawalnya untuk berpencar mencari istrinya.

Nyai Intan dan Anak-anaknya

Sementara itu di rumah Nyai Intan… Cerita Ande Ande Lumut

“Ibu…Ibu apakah ibu sudah mendengar tentang sayembara yang di adakan oleh kerajaan, katanya seorang pangeran yang tampan sedang mencari jodoh!” kata Klenting Abang.

“Benarkan?, kalau begitu kalian harus berdandan secantik mungkin dong, siapa tahu nanti pangeran tertarik dengan kalian dan menjadikan sebagai istrinya.” Ujar Nyai Intan senang.

Ketiga anak Nyai Intan mulai mempersiapkan diri untuk mengikuti sayembara yang di adakan oleh Panji Asmarabangun.

“Hei Kleting Kuning, apakah kamu tidak ingin ikut sayembara ini?, tapi sepertinya tidak mungkin sih!” Kleting Abang mengolok.

“Sebenarnya ingin sih kak…” Kleting Kuning belum menyelesaikan kata-katanya.

“Aduh kak, mana bisa sih dia ikut. Diakan hanya pembantu. Dia tidak setara dengan kita. Apalagi dengan pangeran dari kerajaan!” Kleting Ijo menipali.

“Sudah-sudah kamu sebaiknya segera membawa pakaian kami dan mencucinya” seru Kleting Biru.

Sebenarnya Dewi sekartaji hanya basa-basi kepada anak-anak Nyai Intan. Dalam hati dia sama sekali tidak tertarik dengan sayembara itu.

Karena dirinya teringat pada suaminya, Panji Asmarabangun. Hal terakhir yang dia ingat adalah kerajaan yang dia tempati di serang oleh musuh dan dia terpisah dari rombongan kerajaan.

Demi keamanan dan keselamatannya Dewi Sekartaji menyamar menjadi rakyat biasa.

Seingatnya juga Panji Asmarabangun ikut berperang mempertahankan kerajaan namun ia tidak mengetahui nasibnya. Masih hidupkah, atau sudah mati.

Hari itu ia melakukan aktifitasnya seperti biasanya. Ia mencuci seluruh pakaian kotor Nyai Intan dan ketiga saudara angkatnya.

Ketika ia sedang mencuci di sungai tiba-tiba seekor burung bangau mendekat kepadanya dan berkata,

“Tuan putri, pergilah ke desa sebrang untuk mengikuti sayembara yang di adakan oleh kerajaan. Di sana anda akan bertemu dengan Raden Panji Asmarabangun!”

“Hei, tunggu sebentar burung bangau, kau siapa?” Kleting Kuning penasaran.

“Tuan Putri tidak perlu tahu siapa saya, sebelum kesana terimalah benda ini untuk melindungi diri anda.” Ujar burung bangau misterius itu seraya meletakan sebuah cambuk di atas sebuah batu.

“Hei, kau belum memberitahukan siapa dirimu!” burung bangau itu segera terbang meninggalkan Kleting Kuning.

“Aneh sekali!” Gumam Kleting Kuning dalam hati. Cerita Ande Ande Lumut

Kleting Kuning alias Dewi Sekartaji segara mengambil cambuk yang di tinggalkan oleh burung bangau di atas batu.

Dewi Sekartaji menghempaskan cambuk itu ke arah batu besar.

“Buum..!” batu besar tersebut terbelah menjadi dua.

“Waa, benda macam apa ini? jangan-jangan cambuk sakti!” Gumam Dewi Sekartaji dalam hati.

Sepintas ia teringat tentang perkataan bangau tadi tentang cambuk itu. Cerita Ande Ande Lumut

“JIka terjadi sesuatu bahaya gunakan cambuk ini, kalau nggak salah itu yang di ucapkan bangau tadi.” Dewi Sekartaji teringat ucapan burung bangau.

Namun karena mendengar di desa sebrang ia bisa bertemu dengan Raden Panji Asmarabangun, suaminya dia segera bergegas menyelesaikan cuciannya dan pulang.

Sesampainya di rumah ibu dan ketiga saudaranya sudah pergi mendahuluinya berangkat kedesa sebelah.

Untuk menuju desa sebrang di mana sayembara itu di adakan mereka harus menyebrangi sebuah sungai yang cukup lebar.

Menyebrang Sungai

Di sebrang sana sudah ada banyak orang yang ingin menuju sebrang. Di sana sudah ada seorang prajurit yang berjaga. Cerita Ande Ande Lumut

“Baiklah, bagi kalian yang ingin menyebrangi sungai ini silahkan menaiki kepiting raksasa yang ada di sana!” Perajurit tersebut menunjuk ke tepi sungai.

Di tepi sungai sudah ada “Yuyu Kangkang”, kepiting raksasa milik kerajaan yang akan menguji mereka semua.

“Yooo!, aku adalah Yuyu Kangkang yang akan membantu menyebrangkan kalian” Ujar keiting raksasa itu kepada orang-orang yang akan mengikuti sayembara.

“Tapi itu semua tidak gratis. Ada harga yang harus di bayar!” ujar kepiting raksasa itu lagi.

“Berapapun biayanya akan kami bayar!” sahut orang-orang di tepi sungai dengan ramai.

“Hei manusia aku tidak ingin harta dari kalian, bayaranku bukan itu”

“Lalu apa wahai tuan kepiting?” tanya orang-orang. Cerita Ande Ande Lumut

“Jika kalian ingin naik di atas punggungku kalian harus menciumku terlebih dahulu.

Tentu saja kalian para wanita yang akan mengikuti sayembara. Hanya itu syaratnya!” Ujar kepiting raksasa menjelaskan.

“Wah mudah sekali syaratnya!” Ujar orang-orang yang akan menyebrangi sungai.

Satu persatu para wanita cantik yang akan menyebrangi sungai mencium kepiting raksasa itu. Lalu dia segera menghantarkan orang-orang itu ke sebrang.

“Ketahuilah kalian para wanita yang akan mengikuti sayembara aku di tugaskan untuk menguji kalian”

“Apa maksudmu tuan kepiting?” tanya orang-orang.

“Seharusnya kalian tidak boleh menciumku, tapi jika kalian tidak menciumku aku tidak akan mengantarkan kalian ke sebrang.”

“Lantas apa masalahnya?, kami cantik-cantik semua kami tidak akan khawatir dengan itu. Pasti pangeran akan memilih kita”

“HAHAHA…baiklah-baiklah, aku sudah memberi tahu kalian hal ini!” kepiting raksasa tertawa. Beberapa saat kemudian mereka tiba di tepi suangai di sebrang.

Baca Juga :

Kleting Kuning Vs Yuyu Kangkang

Yuyu Kangkang segera kembali ke pos sebrang. Disana ada seorang wanita berbaju kuning menunggu sendirian.

“Hei wanita cantik, apa kau sudah tidak sabar menungguku?” Kepiting raksasa menggoda Kleting Kuning.

“Hei kepiting jelek, cepat antarkan aku ke sebrang. Aku sudah mendengar semua syaratnya dari pengawal itu!” Ujar kleting Kuning.

“Hoo begitu, baiklah cium aku dan kau akan aku antarkan ke sebrang!” Ujar kepiting raksasa.

“Hahaha, apa kau bercanda?, siapa yang ingin mencium kepiting bau sepertimu!” Ujar Kleting Kuning dengan senyum sinis.

“Apa kau bilang?, berani sekali kau manusia. Tarik perkataanmu atau aku akan mencabikmu menjadi potongan daging keci!”

“Apa kau mengancamku?” Kleting Kuning teringat akan cambuk yang di berikan oleh burung bangau misterius tadi.

“Kamu harusnya bisa berkaca manusia. Kau lebih kecil di bandingkan diriku!” ujar Yuyu Kangkang sombong.

“Aku tidak ingin berdebat dengan kepiting bau sepertimu. Cepat antarkan aku ke sebrang!”

“Aku menolak! Kau sudah menghina dan menantangku. Beraninya kau menyeruhku, bersiaplah!”

“Aku tidak akan segan-segan menghukummu kepiting bau! Sebaiknya segera antarkan aku ke sebrang sekarang juga” Cerita Ande Ande Lumut

“Haduh, sulit juga ternyata jika sama-sama keras kepala. Baiklah wanita aku ulangi penawaranku sekali lagi, cium aku dan kau aku antar ke sebrang.” Ujar kepiting mulai melunak.

“Heee.. apa kau tida dengar aku menolak menciumu? aku sudah mulai kehabisan kesabaran kepiting bau!”

“HAHAHA…memangnya apa yang bisa kau lakukan hah?” Yuyu Kangkang tertawa mengolok Kleting Kuning.

“Hmm… baiklah kalau begitu.” Kleting Kuning diam sejenak sambil mengeluarkan cambuk pemberian burung bangau.

Kleting Kuning memukulkan cambuk itu ke arah sungai yang lebar mendadak air sungai yang lebar menjadi terbelah sampai ke ujung lalu menutup kembali.

“A..apaa-apaan itu tadi?” Yuyu Kangkang tidak percaya dengan apa yang di lihat. Pengawal kerajaan yang berjaga juga di buat ternganga.

“Jadi bagaimana kepiting besar, apa kau masih tidak mau mengantarku kesebrang, hah?”

“Ampun, baiklah aku akan mengantarmu ke sebrang sekarang juga!” Yuyu Kangkang merasa ketakutan. Ia segera mengantar Kleting Kuning ke sebrang.

“Satu hal lagi yang perlu kamu ketahui Yuyu Kangkang, Aku adalah Dewi Sekartaji, istri dari Panji Asmarabangun!”

“B…benarkah?, maafkan kelancangan hamba tadi tuan putri!” ujar Yuyu kangkang ketakutan.

Baca Juga :

Cerita Sayembara Ande Ande Lumut

Sesampainya di sebrang Kleting Kuning segeran mencari informasi dimana sayembara di adakan.

Setelah ia mengetahui tempatnya ia segera bergegas pergi kesana.

Di sana banyak orang sudah berkumpul. Beberapa saat kemudian sayembara di mulai.

Satu persatu para gadis itu memperlihatkan kecantikan mereka di hadapan Ande-ande Lumut.

Namun sedari tadi tidak ada satu orangpun yang membuatnya tertarik. Kini tiba giliran anak-anak Nyai Intan maju.

Namun dari ketiga putrinya tidak ada yang berhasil membuat Ande Ande Lumut tertarik.

Melihat hal itu Nyai Intan berlutut memohon kepada Ande Ande Lumut agar ia menerima salah satu dari ketiga putrinya.

“Ampun pangeran kiranya teri,alah salah-satu dari ketiga putriku” Nyai Intan memohon.

Ande Ande Lumut hanya tersenyum. Ande-ande Lumut yang dari tadi terduduk kini ia bangkit dari duduknya.

“Perhatian semuanya, aku ingin mengumumkan suatu hal yang penting!” Ande Ande Lumut membuka pengumuman.

“Baiklah semuanya, terkhusus untuk kau nyai, aku tidak akan memilih salah satu dari kalian.” Mendengar hal itu semua orang menjadi ramai.

“Mengapa tidak ada yang di terima pangeran?” triak seorang wanita nyaring.

“Baiklah, begini sebelum kesini apakah kalian menyebragi sungai?” tanya Ande-ande lumut.

“Iya benar pangeran!” jawab orang-orang serempak. Cerita Ande Ande Lumut

“Apakah di sana adaseekor kepiting raksasa?” Cerita Ande Ande Lumut

“Ada pangeran!” jawab orang-orang serempak. Cerita Ande Ande Lumut

“Baiklah jawabannya sudah jelas, aku tidak akan memilih kalian karena kalian sudah mencium kepiting raksasa bukan?”

“Bukankan dia menjelaskan jika kalian menciumnya maka kalian tidak bisa menjadi istriku”

“Tapi ada satu orang yang tidak mencium kepiting. Dia ada di belakang sana!” Ande-ande Lumut menunjuk ke arah Kleting Kuning yang berdiri di barisan paling belakang.

Kleting Kuning masih belum menyadari jika Ande-ande Lumut adalah Panji Asmarabangun, suaminya. Ya iyalah dia lagi nyamar bambang.

Kleting Kuning berekspresi datar. Ia tertenggun. “heeee aku?” ia sendiri juga terkejut. Semua mata tertuju kepadanya.

“Iya, nona kamu yang berbaju kuning, kemarilah!” Kleting Kuning berjalan menuju ke panggung.

“Aku memilihmu menjadi istriku!” ujar Ande-ande Lumut. Cerita Ande Ande Lumut

“Apaaaaaaaaa?” semua mata tertuju pada Kleting Kuning. Cerita Ande Ande Lumut

Kleting Kuning menggunakan pakaian yang biasa-biasa saja tanpa riasan. Sebenarnya cantik natural sih.

“Pangeran apa kau sudah buta?, mengapa kau pilihwanita bulu itu?” protes seorang wanita.

“Jawabanya sama seperti yang tadi, kalian sudah mencium kepiting raksasa tadi, jadi kalian tidak lulus ujian!”

Banyak orang-orang yang kecewa karena Ande-ande Lumut memilih seorang wanita yang penampilannya kurang menarik.

“Apa iya seorang pangeran kerajaan seleranya seburuk ini?” banyak orang yang mencibir Ande-ande Lumut.

“Baiklah, apa boleh buat…” Kleting Kuning menghempaskan cambuk sakti pemberian bangau ke tubuhnya.

Tiba-tiba keluar cahaya menyilaukan dari tubuh Kleting Kuning menyinari area sayembara.

Beberapa saat kemudian setelah cahaya tadi Kleting Kuning berubah menjadi sosok yang sangat cantik. Semua yang melihatnya menjadi terpukau. Cerita Ande Ande Lumut

“Dewi Sekartaj, kau cantik sekali!” Kleting Kuning melihat ke arah Ande-ande Lumut.

“Mohon maaf pangeran, saya menolak menjadi permaisurimu. Aku datang kesini untuk mencari suamiku, Panji Asmara bangun.” Ujar Kleting Kuning yang sudah berubah menjadi cantik.

“Hei…hei, ini aku sayang, Panji Asmarabangun.” Panji membuka penyamarannya.

Mereka akhirnya bertemu kembali dan hidup bahagia selamanya. Cerita Ande Ande Lumut

Sedangkan Nyai Intan dan ketiga anaknya pulang kembali kedesanya dengan rasa malu.

Baca Juga :

Pesan Moral dari Cerita Ande Ande Lumut

Kita tidak boleh mudah meremehkan orang

Kita harus teguh terhadap pendirian atau komitmen yang sudah kita buat

Penutup

Nah sekian dulu ya cerita tentang Ande-ande Lumut yang sedikit menjadi absurd ini ya teman-teman. Semoga cerita rakyat Indonesia yang sudah saya re-make ini bisa menghibur kalian semua.

Sekian dan terimakasih sampai jumpa pada pembahasan cerita rakyat Indonesia lainnya.

Babai.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *