Legenda Candi Prambanan

Posted on

Legenda candi prambanan – Halo teman-teman kembali lagi berjumpa dengan fatasama.

Pada kesempatan kali ini fatasama akan menulis tentang cerita legenda Candi Prambanan.

Cerita legenda candi prambanan ini merupakan cerita rakyat yang berasal dari Jawa Tengah.

Jika kalian pernah berwisata ke Jogjakarta, pasti kalian nggak akan melewatkan untuk berwisata ke Candi Prambanan.

Sebenarnya secara letak geografis Candi Prambanan terletak di Klaten.

Namun banyak orang sudah terlanjur mengenal bahwa Candi Prambanan berada di Jogjakarta.

Tapi kalian tau nggak sih cerita sejarah atau bahkan legenda tentang Candi Prambanan?,

Hmm… Mungkin beberapa dari kalian sudah ada yang tau dan ada juga yang belum ya!

Beberapa orang kadang mengenal ceritanya dengan sebutan legenda Candi Prambanan, atau juga legenda Roro Jonggrang.

Jika kamu belum tau, yuk langsung saja ya mari kita simak cerita legenda Candi Prambanan di bawah ini!

Contents

Legenda Candi Prambanan

Zaman dahulu kala di Pulau Jawa ada sebuah kerajaan besar berdiri bernama Kerajaan Prambanan.

Di bawah kepemimpinan Rajanya yang bernama Prabu Baka rakyat Kerajaan Prambanan hidup dengan damai dan sejahtera.

Bahkan kerajaan-kerajaan kecil di sekitar Kerajaan Prambanan sangat menghormati kepemimpinan Prabu Baka.

Prabu Baka juga terkenal memiliki seorang anak yang cantik jelita bernama Roro Jonggrang.

Putri Prabu Baka ini selain cantik juga baik hati.

Sementara itu di daerah lain ada sebuah kerajaan besar yang tidak kalah dengan Kerajaan Prambanan.

Kerajaan Pengging namnya. Sebuah kerajaan yang di kenal sangat arogan dan selalu ingin memperluas wilayah kekuasaannya.

Kerajaan Pengging selalu bisa menaklukan wilayah yang ingin dikuasainya karena adanya seorang pendekar sakti di dalam pasukan tentaranya yang bernama Bandung Bondowoso.

Sebenarnya namanya adalah Bondowoso. Bandung adalah nama ajian sakti yang dimilikinya.

Karena ajian saktinya itu ia kerap di panggil bandung Bondowoso.

Selain memiliki ajian yang sakti, Bandung Bondowoso memiliki pasukan dari bangsa jin yang juga ikut membantunya dalam menyelesaikan segala misi yang di berikan kerajaan untuk memperluas kekuasaan.

Baca Juga :

Serangan Kerajaan Pengging

Di suatu pagi Keajaan Pengging tengah mempersiapkan pasukannya untuk menyerbu Kerajaan Prambanan.

Kali ini mereka tidak hanya menyiapkan pasukan tempur lengkap, namun yang terpenting dari itu semua mereka memiliki Bandung Bondowoso sebagai senjata andalan mereka.

Setelah beberapa hari berlalu persiapan penyerangan ke Kerajaan Prambanan sudah sangat maang akhirnya pasukan Kerajaan Pengging berangkat menuju Prambanan.

Rencana penyerbuan ke Kerajaan Prambanan ini juga bahkan belum terdengar oleh Prabu Baka.

Kehidupan di Prambanan tetap  berjalan seperti biasanya.

Dari kejauhan seorang rakyat jelata berlari tergopoh-gopoh ke arah Prabu Baka yang kebetulan sedang berada di depan istana.

“Gusti Kanjeng Prabu, Ga…gawat!” ucapnya panik.

“Ada apa gerangan kisanak, mengapa raut wajahmu panik sekali. Apakah kamu di kejar oleh harimau. Tenanglah sedikit!” ucap Prabu Baka sambil tersenyum.

“Benar-benar gawat Gusti Kanjeng Prabu!” lanjutnya sambil berlutut.

“Pasukan Kerajaan Pengging sudah berada di perbatasan!” ujarnya lagi dengan panik.

Mendengar hal itu Prabu Baka tidak langsung mempercayainya.

“Hei kisanak jangan sembarangan bicara, kamu tidak mengada-ada kan?” mendadak air muka Prabu Baka berubah sedikit tegang.

“Demi apapun Gusti Prabu, hamba bersumpah!, jika tidak percaya hamba berkenan mengantarkan paduka ke perbatasan!” ujarnya sambil berlutut.

Tidak lama dari kejauhan beberapa pasukan Prabu Baka juga menghampirinya dan mengabarkan hal yang sama.

Bahkan sekarang pasukan Kerajaan Pengging sudah mulai semakin mendekat.

Prabu Baka yang belum mempersiapkan apapun segera memerintahkan kepada para panglimanya untuk mempersiapkan tentara seadanya.

Mendadak pengumuman siaga perang dari kerajaan di umumkan, mendadak hiruk pikuk kerajaan yang tadinya damai kini menjadi riuh serta panik.

Masyarakat segera mengungsi ke Kerajaan Prambanan sementara pasukan Kerajaan Prambanan yang kurang siap hanya beberapa kelompok kecil saja yang berjaga di perbatasan.

Pasukan Pengging yang cukup besar dan di pimpin oleh Bandung Bondowoso  mendapatkan kejutan serangan selamat datang di perbatasan oleh pasukan Prabu Baka.

Namun karena kalah jumlah dan perlengkapan serangan sambutan tadi seperti tidak terasa bagi mereka.

Pasukan garis depan malang tadi berhasil di bantai habis oleh pasukan Pengging.

Mereka terus maju memasuki Kerajaan Prambanan meskipun di setiap wilayah sebelum kerajaan prambanan selalu mendapatkan perlawanan namun tetap saja mereka sangat tangguh dan tak terkalahkan.

Hal ini juga di karenakan mereka melakukan serangan secara dadakan sehingga membuat Kerajaan Prambanan dan aliansinya kalang kabut di buatnya.

Karena serangan dadakan ini Prabu Baka juga belum sempat mengamankan putinya Roro Jonggrang ke tempat yang aman.

Roro Jonggrang dan anggota keluraga kerajaan hanya di kawal oleh beberapa pasukan khsusus pilihan Prabu Baka.

Setelah seharian mereka berperang dan menang akhirnya mereka tiba di area Kerajaan Prambanan.

Kini di depan istana Kerajaan Prambanan semuanya sudah bersiap bertempur bersama pasukannya yang kurang lengkap.

Baca Juga :

Pertempuran Yang Tidak Seimbang

Pada siang hari itu hari terlihat lebih mendung daripada biasanya.

Awan kelabu menyelimuti langit Kerajaan Prambanan. Angin berhembus lumayan kencang Kala itu.

Hari itu kedua pasukan yang tidak seimbang sudah siap satu sama lain dengan pasukannya masing-masing.

“Seraaaang!” Teriak sorang panglima dari pasukan Pengging. Serantak pasukan Pengging mulai menuju ke arah pasukan Prambanan.

Dari kedua belah pasukan kini sudah saling bertemu, keduanya salin beradu pedang.

Di awal-awal pertempuran pasukan Prambanan sempat unggul karena stamina mereka masih belum berkurang.

Namun karena perbedaan jumlah pasukan tetap saja pasukan Prambanan menjadi kwalahan.

Pertempuran sengit terjadi dalam beberapa hari.

Di tambah lagi adanya seorang pendekar sakti Bandung Bondowoso yang belum ada dari pasukan Prambanan yang bisa mengalahkanya.

Namun pasukan Prambanan bersikeras tidak akan menyerah sampai titik darah penghabisan.

Keesokan harinya pertempuran terus berlanjut. Namun pada hari itu pasukan Kerajaan Prambanan sudah mencapai batasnya.

Bahkan Prabu Baka yang terakhir memimpin pertempuran juga tidak luput dari kesaktian Bandung Bondowoso.

Namun dia tewas bersimbah darah di tangan Bondowoso.

Setelah kemenangannya dari kerajaan Prambanan Bandung Bondowoso menyuruh pasukan pengantar pesan atas kemenagan mereka menaklukan Prambanan.

Raja Pengging yang mendengar kemenangan Bandung Bondowoso akhirnya memberinya tahta di Kerajaan Prambanan.

Roro Jonggrang

Di dalam istana kerajaan seluruh anggota kerajaan menjad tawanan termasuk Roro Jonggrang.

Pertama kali menlihat Roro Jonggrang yang cantik jelita Bandung Bondowoso tidak bisa membohongi hatinya jika ia menyukai gadis itu.

Tanpa malu-malu ia langsung mengutarakan keinginan akan mempersuntingnya.

“Wahai Roro Jonggrang ternyata kau seperti yang di kabaran kamu begitu cantik!, maukah kau menjadi permaisuriku?” Ujar Bandung Bondowoso lugas.

Roro jonggrang hanya memandanginya dengan tatapan kosong.

Perlahan air matanya meleleh. Ia terisak. Parasnya tetap terlihat cantik.

Bandung Bondowoso tertenggun melihatnya menangis. Ia salah tingkah.

Ia masih teringat bahwa ayahnya Prabu Baka tewas mengenaskan di tangan pria yang berniat meminangnya itu.

Di dalam hatinya yang paling dalam Roro Jonggrang sangat benci sekali kepada lelaki ini karena dia telah membunuh ayahnya yang sangat ia cintai.

Namun di sisi lain ia tidak punya pilihan demi dirinya dan juga demi masa depan Kerajaan Prambanan dengan berat hati ia menerima lamaran bandung bondowoso.

Namun tidak semudah itu. Roro Jonggrang memberikan syarat yang sangat mustahil kepada Bandung Bondowoso.

Jika ingin menikahinya maka bandung bondowoso harus membuatkan untuknya candi berjumlah 1000 dan dua sumur dalam waktu satu malam.

Dalam hati Roro Jonggrang sedikit lega karna syarat itu pasti sangat mustahil untuk di penuhi olah manusia.

Namun tanpa di sangka ternyata Bandung Bondowoso menyetujui syarat musahil itu.

Roro Jonggrang lupa jika Bandung Bondowoso merupakan seorang pendekar yang sakti.

Baca Juga :

Seribu Candi

Untuk mewujudkan permintaan mustahil itu pada suatu malam Bandung Bondowoso mengumpulkan pasukan jin-nya dan memerintahkan mereka untuk membantunya dalam membangun 1000 candi dalam 1 malam.

Dalam proses pengerjaannya ternyata sangat cepat sekali. Melihat hal itu Roro Jonggrang sangat panik dan tidak percaya manuisa bisa melakukan hal itu.

Akhirnya Roro Jonggrang berfikir untuk menggagalkan pembangunan Candi.

Roro  berfikir keras untuk menggagalkannya.

Dalam dua pertiga malam kini hanya tersisa 3 buah candi untuk di selesaikan.

Ia semakin panik. Akhirnya ia terfikirkan sebuah ide cemerlang.

Roro jonggrang mengumpulkan dayang-dayang di istana Prambanan.

Di tengah malam ia memerintahkan dayang-dayang istana untuk mengumpulkan jerami dan membakarnya.

Beberapa lainnya membunyikan lesung. Karena langit berwarna kemerahan ayam-ayam mulai berkokok.

Dari tempat Bandung Bondowoso bekerja langit terlihat berwarna kemerahan.

“Hari sudah pagi!, hari sudah pagi!” Teriak para pasukan jin Bandung Bondowoso meninggalkan pekerjaannya yang belum selesai.

“Hei, kalian mau kemana, pekerjaan belum selesai. Ini masih belum pagi lihatlah ini hanya akal-akalan Roro Jonggrang!” Triak Bandung Bondowoso.

Dengan kesal ia mencoba menyelesaikan sisa candi yang hanya tersisa satu candi.

Ketika Bandung Bondowoso berusaha menyelesaikan candi yang terakhir hari sudah beranjak pagi.

Dari kejauhan Roro Jonggrang tersenyum puas, rencananya berhasil.

Ia bersama dayangnya menghampiri Bandung Bondowoso di tempat pembuatan candi.

“Sayang sekali pemuda sehebat dirimu ternyata gagal juga memenuhi syarat yang kuajukan.” Ujar Roro Jonggrang.

Bandung Bondowoso hanya terdiam. Air mukanya mendadak tegang.

“Roro Jonggrang, kamu yang curang, kamu yang menggagalkan pembangunan candi yang kamu minta!” ujar Bandung Bondowoso dengan nada datar.

“Sudahlah, syarat tidak terpenuhi artinya kesepakatan kita batal bandung bondowoso.” Ujar Roro Jonggrang. Bandung Bondowoso hanya terdiam.

Dengan kesaktian yang ia miliki Bandung Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca ke 1000 dari candi yang ke seribu seperti syarat yang di berikan kepadanya.

Baca Juga :

Mitos Candi Prambanan

Siapapun pasangan kekasih yang masuk ke dalam candi Prambanan maka akan putus beberapa hari kemudian.

Mitos ini tercipta lantaran kisah percintaan Bandung Bondowoso yang tulus kepada Roro Jonggrang.

Namun, setelah syarat yang di minta di lakukan Roro Jonggrang malah menggagalkan syaratnya sendiri.

Padahal syarat yang di berikan sangat mustahil.

Penutup

Nah itu tadi merupakan cerita legenda candi Prambanan yang bisa fatasama sajikan.

Sekian terimakasih sampai jumpa pada pembahasan cerita rakyat Indonesia berikutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *