Legenda Danau Toba

Posted on

Legenda Danau Toba – Halo teman-teman berjumpa kembali dengan fatasama!

Pada kesempatan kali ini fatasama akan menulis tentang dongeng cerita rakyat Indonesia yang berjudul Legenda Danau Toba.

Cerita  dongeng Legenda Danau Toba merupakan cerita rakyat Indonesia yang berasal dari daerah Provinsi Sumatera Utara.

Berikut ini merupakan cerita dongeng  rakyat Indonesia Legenda Danau Toba.

Mari simak baik-baik kisahnya!

Contents [hide]

Legenda Danau Toba

Di kisahkan pada zaman dahulu kala di sebuah kampung di Sumatera Utara di sebuah lembah yang subur, hiduplah Pak Toba.

Pak Toba adalah seorang petani. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Pak Toba mengandalkan sawahnya atau terkadang ia pergi memancing di sungai.

Suatu hari setelah pulang dari sawahnya Pak Toba pergi memancing di sungai yang tidak jauh dari rumahnya.

Namun sepertinya hari itu hari sial Pak Toba. Hari itu tidak seekor ikanpun ia dapatkan.

“Tumben sekali tidak ada ikan yang menyambar kailku.” Pak Toba merasa heran sekali.

Biasanya baru meletakan kail sejenak sudah ada ikan yang menyambarnya.

Namun hari ini tidak seekor ikanpun yang menyambar kailnya.

Pak Toba mulai memanjer pancingnya dan mendiamkannya. Namun hasilnya tetap nihil.

Lelaki itu mulai jenuh. Ketika dia bermaksud meninggalkan pancingnya tiba-tiba kayu pancingnya melengkung.

Pertanda seekor ikan menyambar umpan di kailnya. Pak Toba mulai bersemangat kembali.

Dari perlawanan ikannya terasa lumayan berat. “Wah, ini pasti ikan yang besar!” ujar Pak Toba bersemangat.

Setelah beberapa saat tarik ulur akhirnya ikan yang menggigit umpannya kwalahan juga.

Dan benar saja ketika Pak Toba menyentak pancingnya sebuah ikan besar mengelepar-nglepar di ujung batang pancingnya.

Dengan sigap Pak Toba segera membawa ikan besar itu ke darat supaya tidak lepas.

Dengan gembira Pak Toba segera memasukan ikan besar itu ke dalam wadah penangkap ikannya.

“Fiuuuh, lelah juga ternyata. Sebaiknya aku mandi dulu!” Setelah lelah memancing Pak Toba mandi di sungai tersebut.

Tidak terasa hari sudah semakin sore. Pak Toba segera memutuskan untuk pulang setelah selesai mandi di sungai.

“Wah, ikannya tadi besar sekali. Rasanya seperti apa ya?, pasti enak sekali.” Di perjalanan pulang Pak Toba bergumam sambil tersenyum.

Baca Juga :

Gadis Cantik di Kamar

Beberapa saat kemudian Pak Toba tiba di rumahnya. Ia segera membawa ikan besar itu ke dapur untuk segera di bakar.

Sesampainya di dapur ternyata persediaan kayu bakar di dapur habis.

Pak Toba segera berjalan ke luar rumah untuk mengambil persediaan kayu bakar yang ada di luar rumahnya.

Setelah kayu bakar yang di ambil sekiranya cukup ia segera kembali masuk ke dalam rumah dan segera menuju dapur.

“Bruuk!” Pak Toba menjatuhkan kayu bakar yang ia bawa. Belum sampai ia di dapur.

“Si…siapa kau?, apa yang kau lakukan di kamarku?” perasaan Pak Toba deg-degan.

Di kamarnya ada seorang wanita berambut panjang berwarna hitam berdiri membelakanginya sedang menyisir rambut.

Sejenak wanita misterius itu menoleh ke arah Pak Toba yang berdiri di depan pintu masuk kamar.

Sebenarnya tadi Pak Toba merasa sedikit takut. Kalau-kalau yang berdiri di depanya adalah hantu.

Namun rupanya seorang wanita dengan paras yang sangat ayu memandangnya sambil tersenyum.

Jantung Pak Toba berdegup kencang. Perasaannya bercampur antar rasa taku sekaligus terpesona dengan gadis misterius itu.

Selama hidupnya belum pernah Pak Toba menemui gadis secantik itu. Maklumlah lai Pak Toba mainnya di situ-situ saja.

Antara perasaan bingung dan takut Pak Toba mengulang pertanyaannya,

“Siapakah kau wahai gadis cantik, dan apa yang sedang kau lakukan di sini?”

“Hai lelaki, nyalakanlah lampumu terlebih dahulu, baru kujawab. Hari mulai gelap lho!”

“Ah iya, baiklah!” Dengan perasaan gugup Pak Toba segera menyalakan lampu minyaknya.

Setelah Pak Toba menyalakan lampu penerangan gadis misterius itu mulai bercerita bahwa ia adalah jelmaan ikan besar yang di tangkap oleh Pak Toba.

Mendengar hal itu Pak Toba tidak percaya begitu saja.

Pak Toba segera memastikan ikan besar yang di bawanya tadi masih ada di dapur.

Alangkah terkejutnya dia sesampainya di dapur Pak Toba sudah tidak mendapati ikan besar yang ia tangkap tadi.

Di wadah ia meletakan ikan Pak Toba malah mendapati beberapa keeping koin mas. Dia semakin heran.

“Apakah kau masih belum percaya juga?” Gadis misterius itu sudah berdiri di sebelah Pak Toba tanpa di sadarinya.

“Aku adalah ikan besar itu. Sedangkan kepingan uang emas itu adalah jelmaan dari sisikku.

Terserah kau ingin percaya atau tidak!” ujar gadis misterius itu lagi.

Malam itu Pak Toba gagal memasak ikan tangkpannya.

Hari itu Pak Toba memasak jagung serta ubi yang menjadi makanan cadangannya di rumah.

Malam itu juga Pak Toba tidak tinggal sendirian. Ia di temani oleh gadis cantik misterius jelmaan ikan tangkapannya.

Baca Juga :

Menikahi Gadis Ikan

Setelah beberapa waktu mereka tinggal bersama Pak Toba bermaksud menikahi gadis ikan.

Pada mulanya ia menolak, namun setelah beberapa waktu memikirkan hal tersebut akhirnya ia setuju tapi dengan sebuah syarat.

Pak Toba harus bersumpah seumur hidupnya ia tidak boleh mengungkit asal usul istrinya yang berasal dari jelmaan ikan. Legenda Danau Toba

Mendengar syaratnya hanya itu maka Pak Toba dengan semangat menyetujuinya. Lalu merekapun menikah.

Setahun setelah mereka menikah mereka di karuniai seorang anak yang kemudian di beri nama Samosir.

Selama hidupnya karena Samosir adalah anak semata wayang meraka ia sanagt di manja terutama oleh ibunya.

Akibatnya Samosir tumbuh menjadi seorang anak yang manja sekaligus pemalas.

Karena semenjak kecil ia selalu di manja ketika Samosir mulai beranjak besar dia menjadi sangat manja dan juga.

Baca Juga :

Dasar Anak Ikan

Pada suatu hari Samosir di suruh ibunya mengirim bekal untuk makan siang ke sawah tempat Pak Toba bekerja.

Pada mulanya Samosir menolak, namun akhirnya dia mengantarkan juga setelah ibunya memaksanya.

Dengan perasaan kesal akhirnya Samosir pergi berangkat mengantarkan bekal untuk bapaknya di sawah.

Di tengah jalan Samosir merasa kelelahan lalu ia memakan sebagaian besar bekal yang harusnya di bawakannya untuk bapaknya.

Setelah ia kenyang ia berjalan kembali menuju sawah. Sesampainya di sawah Pak Toba memarahi Samosir.

“Samosir kamu kemana saja sih? Lama sekali dari tadi bapak menunggu. Bapak sudah lapar!”

Lalu Samosir menyerahkan bekalnya kepada bapaknya. Ketika membuka bekalnya alangkah terkejutnya Pak Toba.

Bekal makan siangnya sudah tinggal sedikit. Hanya tinggal sisa-sisa nasi dan lauk yang sudah tinggal sedikit.

Pak Toba yang sedari tadi sudah dongkol karena bekalnya telat datang kini dia semakin emosi.

“Samosir, sini kamu!, kamu kemanakan bekal bapak, hah?” ujar Pak Toba dengan penuh emosi.

“Tadi di perjalanan kesini Samosir makan sedikit!” ujar Samosir dengan wajah tidak berdosa.

“Apa kamu bilang?, ini bekal sudah habis aapanya yang sedikit!” bentak Pak Toba.

“Sini kamu…sini!” Pak Toba memanggil Samosir dengan penuh emosi.

“Baak…Buuk!” Pak Toba memukul Samosir. Legenda Danau Toba

“Ampun pak…ampun!” Samosir memohon ampun pada bapaknya.

Dasar anak kurang ajar. Dasar anak keturunan ikan!

Samosir yang menangis segera berlari pulang ke rumah menemui ibunya.

Dia menceritakan semua yang di lakukan oleh bapaknya padanya termasuk makian yang di lontarkan Pak Toba tentang “Anak keturunan ikan”.

Sontak mendengar hal itu istri Pak Toba sangat sedih. Pak Toba gagal memegang janjinya.

Asal Usul Danau Toba

Dengan perasaan sedih istri Pak Toba menyuruh anaknya, Samosir untuk lari ke bukit yang tinggi.

Tanpa banyak protes Samosir segera berlari menuju bukit yang paling tinggi.

Setelah ia melihat Samosir sudah berlari kearah bukit tinggi dan dirasa sudah aman,

Istri Pak Toba yang sedih segera berjalan ke arah sungai di mana ia dulu dan Pak Toba di pertemukan.

Di tepian sungai ia segera melompat ke sungai dan berubah menjadi ikan besar yang dulu di tangkap oleh Pak Toba.

Siang hari itu tidak terik seperti biasanya. Perlahan awan mendung di langit semakin tebal menggumpal.

Dari sawahnya Pak Toba merasa ada sesuatu yang buruk akan terjadi.

Satu-persatu kilat mulai menyambar menggelegar. Tidak lama berselang hujan lebatpun turun.

Di saat genting itu ia ingat akan perkataannya kepada anaknya, Samosir tentang asal-usul ibunya.

“Gawat, apa aku telah melanggar sumpahku?” gumam Pak Toba dalam hati sambil panik.

Hari itu hujan sangat deras sungai di dekat sawah Pak Toba juga mulai meluap membanjiri sawahnya.

Semua yang ada di sekitar tempat tinggal Pak Toba termasuk sawahnya semuanya terendam air luapa sungai.

Pak Toba juga telat menyelamatkan diri dari luapan air sungai itu.

Perlahan genangan sungai itu menjadi semakin luas. PaK Toba masih berusaha berenang ke tepi.

Namun genangan air itu semakin meluas saja menjadi sebuah danau yang sangat luas.

Pak Toba yang kelelahan berenang ke tepian akhirnya mati tenggelam di dalam danau.

Danau besar itu di beri nama Danau Toba. Sedangkan pulau yang berada di tengah di beri nama Pulau Samosir.

Bagitulah kira-kira dongeng cerita rakyat legenda asal usul Danau Toba tercipta yang turun temurun di ceritakan.

Baca Juga :

Pesan Moral pada Legenda Danau Toba

  • Jangan terlalu memanjakan anak Legenda Danau Toba
  • Jagalah selalu amanah yang di berikan Legenda Danau Toba
  • Jangan mudah marah dan terbawa emosi Legenda Danau Toba
  • Jagan berkata kasar pada anak Legenda Danau Toba

Penutup

Sekian dulu ya cerita dongeng legenda Danau Toba. Sampai jumpa pada tulisan cerita rakyat Indonesia berikutnya. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *